MANAJEMEN STRATEGIK ANALISIS S.W.O.T
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi
salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan
dalam pengenalan program-program baru di lembaga-lembaga yang memiliki visi
misi yang luarbiasa dalam artian memiliki target di masa depan misalanya
perusahaan, organisasi, lembaga pendidikan dan dunia bisnis lainnya Proses penggunaan manajemen analisis SWOT
menghendaki adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan)
dan weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal
atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan).
Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik
dalam dunia perencanaan dan pengembangan. Lingkungan eksternal
mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah perusahaan atau yang lainnya.
Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur
politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan
baru. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk
memastikan bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya.[1]
Menurut
David Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area
bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. [2]
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. [2]
Di
dalam makalah ini akan dikupas beberapa hal mengenai SWOT antara lain:
pengertian SWOT, faktor-faktor SWOT, kegunaan SWOT, hubungan SWOT, dan contoh
aplikasi SWOT.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu analisis SWOT?
2. Apa
faktor-faktor Analisis SWOT?
3. Apa
kegunaan Analisis SWOT?
4. Bagaimana
hubungan antara Strengths, Weaknesses, Opportunities, danThreats dalam
analisis SWOT?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian SWOT secara umum dan mampu menjelaskannya.
2. Mengetahui
faktor-faktor dalam Analisis SWOT.
3. Mengetahui kegunaan
Analisis SWOT.
4. Mampu
menjelaskan hubungan antara Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats dalam
analisis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Analisis SWOT
Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.[3]
Menurut Daniel Start analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang
klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Metode
SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian
di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa
perusahaan yang bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik
lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian
dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business
School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat
beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat
deskriptif serta belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang
mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah
dilakukan. Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan
atau tidak terlihat selama ini.
Analisis
ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi
dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian
tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis
yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan
solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan
cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.[4]
Dalam
melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku
ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal
memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan
sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal.
Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi
kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal
atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan,
diperlukan kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup
agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat. Kelemahan atau ancaman yang
dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang memiliki tingkat
kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi yang
tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga
tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap.
Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada
hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi
kekuatan atau peluang.
Setelah
diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan
yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap
dan mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap. Oleh karena kondisi dan
potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka alternatif
langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan
kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan
kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang
berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
B. Faktor-faktor
Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri
dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor
kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau
keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah
lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang
bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari
pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun
pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai
contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra
yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan
kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga
pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang
secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain
itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi,
didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari
faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang
bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin
diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
Bagi
sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga tersebut
sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi
merupakan hal yang sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus melakukan
refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga
pendidikan.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan
adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah
bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut
menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya
antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri
dan lain-lain
Oleh
karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para
pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya
SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana
dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c. Lembaga
pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga
mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d. Output
pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga
pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang
adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi
formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan
penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi
suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan
dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan
dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang
pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara
lain yaitu:
a. Di
era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada
kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik
kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga
pendidikan ke depan.
c. Secara
historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang
sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman
merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman
tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta
didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan
tersebut dan lain-lain.[5]
C. Kegunaan
Analisis SWOT
Secara umum, analisis
SWOT dipakai untuk:
1. Menganalisis
kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis
kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis
kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
4. Mengetahui
sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui
posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui
kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan para
pesaingnya.
Menurut
Ferrel dan Harline fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi
dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal
(kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi
sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan
indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk
memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan
berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi.
Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis
dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan
perusahaan.[6]
D. Hubungan
antara Strength, Weaknesses, Opportunities, danTreaths dalam
Analisis SWOT
Sebuah
lembaga akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan
lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu lembaga
pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag dimiliki secara maksimal,
mengurangi resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya tujuan lembaga
pendidikan yang telah ditetapkan merupakan tanggung jawab lingkungan manajemen
lembaga pendidikan. Jika analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk
memilih dan menentukan strategi yang efektif akan membuahkan hasil yang
diinginkan.
Analisis
SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik SWOT, matrik
ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan
strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO
(memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST
(menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi
kelemahan dan menghindari ancaman).[7]
Menurut
Afhie, 2012 dalam hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities,dan Treaths dalam
analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan berikut ini
HUBUNGAN
|
S (KEKUATAN)
|
W (KELEMAHAN)
|
O (PELUANG)
|
Sebuah lembaga
pendidikan harus dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan
sebaliknya memanfaatkan peluang dan menjadikannya sebagai sebuah kekuatan (Strength).
|
Peluang digunakan
untuk menekan berbagai macam kelemahan-kelamahan yang ada atau dengan kata
lain menghilangkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang
|
T (ANCAMAN)
|
Menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman.
|
Suatu lembaga
pendidikan, sebelum datangnya sebuah ancaman lembaga pendidikan tersebut
harus bisa menutupi kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya dengan kekuatan
dan peluang.
|
Sedangkan
menurut menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses,
Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah
sebagai berikut
1. Kekuatan
dan Kelemahan.
Kekuatan
adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan
untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan (strenghth)
atau distinctive competencehanya akan menjadi competitive
advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut
terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu
dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada
institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki core
competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana
kekuatan relatif suatu institusi tersebut dibandingkan dengan institusi
yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang
dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya
kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih
luas.[8]
Hal-hal
yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh
pada lingkungan sekitar.
2. Peluang
dan Ancaman.
Peluang
adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal yang
dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan
analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga
harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga
tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang
dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga
kecil.
b. Moderate,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil
atau sebaliknya.
c. Best,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya
besar
Sedangkan,
ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan)
dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan
pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.
Ancaman utama (Major Threats)
adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk
ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus
dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b.
Ancaman tidak utama (Minor Threats)
adalah ancaman yang dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
c.
Ancaman moderate (Moderate Threats)
berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya
rendah dan sebaliknya.[9]
Dari
hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari
keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu
institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang
besar dan major threats yang kecil.
2. Suatu
institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats pada
saat yang sama.
3. Suatu
institusi dikatakan mature jika memiliki low
opportunity dan low threat.
4. Suatu
institusi dikatakan in trouble jika memiliki low
opportinity danhigh threats.
Tidak
ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
Menurut Rangkuti (2006), Matriks
SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternalyang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan altenatif strategis.
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
- Strategi
SO (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
- Strategi
ST (Strength and Threats).
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
- Strategi
WO (Weakness and Oppurtunity).
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
- Strategi
WT (Weakness and Threats).
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.[10]
Cara Menggunakan
Analisis SWOT Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa
pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-contoh berikut ini :
Strength
(Kekuatan)
1.
Kelebihan apa yang dimiliki oleh
organsiasi ?
2.
Apa yang membuat organisasi lebih baik
dari organisasi lainnya?
3.
Keunikan apa yang dimiliki oleh
organisasi ?
4.
Apa yang menyebabkan kita mendapatkan
penjualan ?
5.
Apa yang dilihat atau dirasakan oleh
konsumen kita sebagai suatu kelebihan ?
Weakness
(Kelemahan)
1.
Apa yang dapat ditingkatkan dalam
organisasi ?
2.
Apa yang harus dihindari oleh organisasi
?
3.
Faktorapa yang menyebabkan kehilangan
penjualan ?
4.
Apa yang dilihat atau dirasakan oleh
konsumen kita sebagai suatu kelemahan organisasi kita ?
5.
Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga
mereka dapat lebih baik dari organisasi kita ?
Opportunities
(Peluang)
1.
Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
2.
Perkembangan tren apa yang sejalan
dengan organisasi kita ?
3.
Threats (Ancaman)
4.
Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
5.
Apa yang dilakukan oleh pesaing
organisasi ?
6.
Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan
ancaman bagi organisasi ?
7.
Adakah perubahan peraturan pemerintah
yang akan mengancam perkembangan organisasi ?[11]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats)dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
2. Faktor-faktor
analisis SWOT ada empat yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
3. Analisis
SWOT dipakai untuk: menganalisis kondisi diri dan lingkungan
pribadi, menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal
lembaga, menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal
Perusahaan, mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita,
mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain,
dan mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
4. Analisis
SWOT dalam program lembaga pendidikan misalnya dapat dilakukan dengan melakukan
matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah atau kursus, untuk
memperoleh mutu pendidikan dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan
dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil
manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari
ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
5. Analisis
SWOT sangat penting perannya dalam meningkatkan kualitas manajemen suatau
perusahaan atau lembaga yang lainnya karena analisis dan gambaran yang
diberikan merupakan tolak ukur dalam mengembangkan lembaga lebih lanjut.
Setelah analisis, perlu dirumuskan visi, misi, tujuan, dan program kerja yang
lebih konkret untuk memperbaiki program sebelumnya.
[1]
Http://Pengertianedefinisi.Com/Pengertian-Definisi-Analisis-Swot-Manfaat/
[3]
Menurut Daniel Start dan
Ingie Hovland dalamhttp://subliyanto.wordpress.
com/2012/12/13/analisis-swot/,
[4] Rangkuti, Freddy.
(2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
[6] Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk
Keunggulan Kompetitif, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
[7] Menurut Afhie, 2012 dalam http://afhie-cirebon.blogspot.com/2012/
12/penerapan-analisis-swot-pada-lembaga.html hubungan antara Strength, Weaknesses
[9]
Fred R. David, Manajemen Strategis, (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), hal. 323.
[10] Rangkuti, Freddy.
(2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
[11] Mustika Sari, Boston Consulting Group,sarilovely.blogspot.com/2010/06/boston-consulting-group-bcg.html,
diakses tanggal 05 Oktober 2014, pukul 11:30 WIB.
thanks, sngat membantu sbg menambah pengetahuan, semoga sehat2 sekeluarga
BalasHapussangat bermanfaat terimakaish
BalasHapusAnda terlalu bertele-tele bung
BalasHapusCukup membantu
BalasHapusTerimakasaih Gan, Ijin Kopas yahh.. semoga bermanfaat dan semangat membuat tulisan selanjutnya.
BalasHapusCopas time
BalasHapus